Wanita mana yang tidak terpikat oleh pemuda seperti ini? Ia
tampan, kaya, cerdas, keturunan orang terhormat, dan paling mulia akhlaknya di
Jazirah Arab. Menjelang tengah hari, sebuah kafilah dagang dari negeri Syam
tiba di Makkah. Tak lama kemudian kafilah dagang itu memasuki pelataran sebuah
rumah besar dan bagus.
Dari dalam terlihat seorang wanita berusia bergegas ke luar
dan menyambut kafilah dagang yang sangat dinantikannya. Dari mimik mukanya
tampak gurat-urat kegembiraan. Tak lama kemudian, terjadi percakapan antara
wanita yang bernama Siti Khadijah itu dengan Nabi Muhammad bin Abdullah, pemuda
yang memimpin kafilah dagang. Didengarkannya pemuda Nabi Muhammad berbicara
dengan bahasa yang begitu fasih tentang perjalanan dagangnya ke negeri Syam,
serta keuntungan yang diperoleh dari perdagangan tersebut. Demikian juga,
Khadijah mendengar penjelasan Muhammad tentang barang-barang dari Syam yang
berhasil ia bawa beserta kafilahnya. Khadijah sangat gembira dan terlihat
antusias sekali mendengarkan cerita tersebut.
Sesaat kemudian datanglah Maisarah; orang kepercayaan
Khadijah yang menyertai Nabi Muhammad berdagang ke Syam. Ia pun menceritakan
pengalaman-pengalaman yang ditemuinya selama perjalanan. Semua yang diceritakan
Maisarah makin menambah pengetahuan Khadijah tentang Nabi Muhammad. Sebelumnya, Khadijah pun tahu bahwa Nabi
Muhammad adalah sosok pemuda yang sangat mulia akhlaknya. Dalam waktu yang
singkat, rasa simpati itu berubah menjadi rasa cinta. Khadijah tertarik untuk
menjadikan Nabi Muhammad bin Abdullah sebagai pendamping hidup.
Apa yang menyebabkan Siti Khadijah simpati lalu jatuh hati
pada sosok pemuda Nabi Muhammad? Bukankah Khadijah adalah seorang konglomerat
wanita terkaya di Makkah saat itu, sedangkan nabi Muhammad hanya seorang
'pemuda biasa'? Mengapa pula Khadijah 'berani' menjadikan Nabi Muhammad sebagai
suami, bahkan ia yang berinisiatif melamarnya, padahal sebelumnya banyak
pembesar Quraisy yang mengajukan lamaran, dan semuanya ditolak?
Ada beberapa faktor penyebab. Pertama, faktor kesepadanan
atau kesekufuan. Adalah sesuatu yang wajar bila seseorang jatuh cinta pada
orang yang memiliki banyak kesamaan dengan dirinya daripada perbedaan. Orang
pun akan cenderung memilih pendamping hidup yang sekufu (sederajat), baik dari
sisi harta, ideologi, gaya hidup, keilmuan, dan kepribadian.
Khadijah mencintai Rasulullah SAW, boleh jadi, disebabkan
karena Nabi Muhammad Rasulullah SAW memiliki banyak 'kesamaan' dengan dirinya.
Khadijah adalah wanita mulia,Nabi
Muhammad SAW pun seorang lelaki mulia, sehingga Khadijah pun cenderung
memilih pendamping yang akhlaknya mulia. Khadijah adalah seorang konglomerat,
sedangkan Rasul seorang entrepreneur dan marketer yang hebat. Rasul berasal
dari keturunan orang-orang terpandang, begitupun Khadijah. Kedua karakter yang
memiliki banyak kesamaan ini jelas lebih mudah bersatu. Di luar ketentuan Allah
SWT, Khadijah tertarik pada Rasulullah SAW karena beliau adalah seorang
profesional. Sampai usia 25 tahun, Rasul telah melewati tahap-tahap kehidupan
sebagai seorang profesional di bidangnya (pedagang).
Mengkaji pribadi Rasulullah SAW, kita akan mendapatkan jiwa
entrepreneurship yang sudah dipupuk sejak usia 12 tahun, tatkala pamannya Abu
Thalib mengajak melakukan perjalanan bisnis ke Syam, negeri meliputi: Suriah,
Yordania, dan Lebanon saat ini. Demikian juga sebagai seorang yatim piatu yang
tumbuh besar bersama pamannya, Beliau telah ditempa untuk tumbuh sebagai
seorang wirausahawan yang mendiri. Maka ketika pamannya tidak bisa lagi terjun
langsung menangani usaha, pada usia 17 tahun Nabi Muhammad telah diserahi
wewenang penuh untuk mengurusi seluruh bisnis pamannya. Kedua, dilihat dari
segi fisik Rasulullah SAW sangat sulit dikatakan jelek. Muhammad Husein Haikal
dalam bukunya Sejarah Hidup Nabi Muhammad dengan baik menggambarkan bagaimana
indahnya wajah Rasulullah SAW.
''Paras mukanya manis dan indah, perawakannya sedang, tidak
terlampau tinggi juga tidak pendek, dengan bentuk kepala yang besar, berambut
hitam antara keriting dan lurus. Dahinya lebar dan rata di atas sepasang alis
yang lengkung lebat dan bertaut, sepasang matanya lebar dan hitam, di tepi-tepi
putih matanya agak kemerah-merahan, tampak lebih menarik dan kuat; pandangan
matanya tajam dengan bulu mata yang hitam pekat. Hidungnya halus dan merata
dengan barisan gigi yang bercelah-celah. Cambangnya lebat sekali, berleher agak
panjang dan indah. Dadanya lebar dengan kedua bahu yang bidang. Warna kulitnya
terang dan jernih dengan kedua telapak tangan dan kakinya yang tebal. Bila
berjalan badannya agak condong ke depan, melangkah cepat, dan pasti. Air
mukanya membayangkan renungan dan penuh pikiran, pandangan matanya menunjukkan
kewibawaan, hingga membuat orang patuh kepadanya.''
Ketampanan Rasulullah SAW terasa makin lengkap dengan
gerak-geriknya yang menawan. Dikisahkan pula oleh Ummu Ma'bad bagaimana sikap
beliau, tatkala ia melihat Rasulullah SAW dalam perjalanan hijrah dari Makkah
ke Madinah: ''Aku melihat seorang lelaki dengan wajah berseri-seri dan
bercahaya... Jika ia diam maka tampaklah kharismanya. Jika sedang berbicara, ia
tampak begitu agung dan santun. Ia tampak paling muda dan paling rupawan bila
dipandang dari kejauhan, juga paling tampan dan memesona di antara
rombongannya.
Ucapannya menyejukkan, perkataannya jelas; tidak sedikit dan
tidak pula bertele-tele, sebagai buah dari kecerdasan. Beliau adalah orang yang
paling menarik dan kharismatik di antara ketiga sahabatnya (Abu Bakar dan
seorang penunjuk jalan).''
Keindahan perilaku Rasulullah SAW bersumber dari kemuliaan
akhlak dan kejernihan jiwa. Inilah faktor ketiga yang membuat Khadijah jatuh
cinta. Muhammad adalah sosok pemuda berakhlak mulia, bahkan puncak dari akhlak
yang mulia. Dengan karunia Allah SWT, dalam diri beliau terkumpul semua akhlak
terpuji yang dikenal manusia: kejujuran, kedermawan, ataupun kelembutan. Tak
ada satu sisi pun dalam diri beliau tanpa budi pekerti yang luhur. Akhlak
Rasulullah SAW adalah sebuah keistimewaan, hingga beliau 'meringkas' misi
dakwahnya dalam sebuah hadis, ''Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia''
(HR Bukhari dan Hakim).
William Moir, seorang pujangga asal Prancis, mengungkapkan
bagaimana indahnya akhlak Rasulullah SAW. Ia berkata, ''Sederhana dan mudah
adalah gambaran seluruh hidupnya. Perasa dan adabnya adalah sifat yang paling
menonjol dalam pergaulan beliau dengan pengikutnya yang paling rendah
sekalipun. Tawadhu, sabar, penyayang, dan mementingkan orang lain lagi dermawan
adalah sifat yang selalu menyertai pribadinya dan menarik simpati orang di
sekitarnya. Tidak seorang pun di sampingnya yang merasa bahwa ia tidak
memperhatikannya secara khusus, meski orang itu adalah seorang gembel. Jika
bertemu dengan orang yang berbahagia karena suatu keberhasilan, maka ia
menggengam tangannya dan ikut merasakan kegembiraan. Jika bersama dengan orang
yang tertimpa musibah dan dirundung kesedihan, beliau pun ikut larut merasakan
kesedihan mereka. Beliau sangat perasa dan pandai menghibur.''Karenanya, wanita
mana yang tidak terpincut oleh pemuda seperti ini?
0 komentar:
Posting Komentar